Sabtu, 26 Maret 2016

Budidaya Diskusi


Diskusi PMII Pancawahana Bangil


“belajar dan membaca buku bagaikan sedang membeli pisau.
Dan berdiskusi adalah menajampak pisau tersebut”


 Diskusi merupakan aktivitas yang tidak bisa dilepaskan ole seorang mahasiswa. Begitu juga yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang tergabung dalam pergerakan mahasiswa islam Indonesia komisariat pancawahana bangil pada hari sabtu, 26 Maret 2016 bertempat di STAPA CENTER Bangil pada pukul 10.00 WIB.

Diskusi PMII Pancawahana Bangil
Menurut sahabat Nur Kholis (Ketua Komisariat PMII Pancawahana)”Diskusi ini mengambil trending topic tentang membedah Biografi karl max serta membaca konsep dan pemikiran karl max yangbertujuan Memahami pemikiran karl max serta semangat revolusioner

Diskusi tersebut diikuti oleh kurang lebih 10 peserta . proses diskusi tersebut yakni tiap peserta membacakan statemen tentang karl max secara bergantian, kemudian dari statemen tersebut peserta lainya menanggapi statemen tersebut.


 
Diskusi PMII Pancawahana Bangil

Senin, 21 Maret 2016

Sejarah dan Makna Lambang PMII ( Mengenal lebih dekat dengan PMII )


PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
Latar belakang pembentukan PMII
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
1.      Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2.      Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3.      Pisahnya NU dari Masyumi.
4.      Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
5.      Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Organisasi-organisasi pendahulu
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.

Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Konferensi Besar IPNU
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahasiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
1.      A. Khalid Mawardi (Jakarta)
2.      M. Said Budairy (Jakarta)
3.      M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4.      Makmun Syukri (Bandung)
5.      Hilman (Bandung)
6.      Ismail Makki (Yogyakarta)
7.      Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8.      Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9.      Laily Mansyur (Surakarta)
10.  Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11.  Hizbulloh Huda (Surabaya)
12.  M. Kholid Narbuko (Malang)
13.  Ahmad Hussein (Makassar)

Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.
Deklarasi
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf “P” merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.
Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.

Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan.
Makna Filosofis
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”. Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.

Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.

“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigmaahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).


Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.



Arti Lambang dan Bendera PMII
1.      LAMBANG PMII
Logo PMII
Pencipta lambang PMII : H. Said Budairi
Makna lambang PMII
Bentuk :
Ø  Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
Ø  Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang selalu memancar.
Ø  5 (lima) bintang sebelah atas melambangkan Rasulullah dengan empat sahabat terkemuka (khulafaurrasyidin).
Ø  4 (empat) bintang sebelah bawah menggambarkan empat mazhab yang berhadluan Ahlussunah Wal Jama’ah.
Ø  9 (sembilan) bintang secara keseluruhan dapat berarti :
·         Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat orang imam mazhab itu laksana bintang yang selalu bersinar cemerlang, mempunyai kedudukan yang tinggi dan penerang umat manusia.
·         Sembilan bintang juga menggambarkan sembilan orang pemuka penyebar agama islam di Indonesia yang disebut dengan Wali Songo

Warna:

Ø  Biru, sebagaimana tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan harus digali oleh warga pergerakan, biru juga menggambarkan lautan Indonesia dan merupakan kesatuan Wawasan Nusantara
Ø  Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu pengetahuan, budi pekerti dan taqwa.


Ø  Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas berarti identitas mahasiswa yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan

Penggunaan

Lambang PMII digunakan pada papan nama, bendera, kop surat, stempel, badge, jaket, kartu anggota, dan benda atau tempat lain yang tujuannya untuk menunjukkan identitas organisasi.
KOMPANA 
2.      BENDERA PMII
ü  Pencipta Bendera PMII : Shaimory
ü  Ukuran Bendera PMII : Panjang dan lebar (4 : 3)
ü  Wrana dasar bendera PMII : Kuning
ü  Isi bendera PMII
Ø  Lambang PMII terletak di bagian tengah
Ø  Tulisan PMII terletak di sebelah kiri lambang membujur ke bawah.
Penggunaan bendera PMII Digunakan pada upacara-upacara resmi organisasi baik intern maupun ekstern dan upacara nasional.

Memperkuat Ukhuwah islamiyah Melalui Safari Silaturahmi

"Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan siksanya oleh Allah bagi pelakunya di dunia ini disamping siksanya di akhirat nanti selain dari perbuatan zina dan memutuskan shilaturrahim".
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, ia berkata,"Hadits hasan shahih". Dan diriwayatkan oleh Hakim, ia berkata,"Shahih sanadnya"]
Rumah yang biasanya sepi tiba-tiba mengaung ketika sahabat-sahabati berkunjung ke rumah Sahabati Nur Afiah, salah satu Kader PMII Komisariat Pancawahana Bangil. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Selasa, 01 Desember 2015 tersebut melibatkan anggota,kader serta pengurus PMII Komisariat Pancawahana Bangil.
Kegiatan safawi silaturahmi ini dilakukan untuk memperkuat ukhuwah islamiyah, disisi lain kegiatan ini juga bertujuan mensosialisasikan Organisasi PMII kepada Orang Tua para anggota dan kader sekaligus untuk meyakinkan kepada mereka bahwa Organisasi PMII Bukanlah Organisasi-organisasi yang ekstrem melainkan Organisasi PMII adalah Organisasi yang mempunyai ideology Ahlu sunnah wal jamaah (ASWAJA) sehingga para orang tua tidak perlu khawatir bila anaknya mengikuti organisasi PMII.
Dalam PMII Komisariat Pancawahana Bangil, Kegiatan silaturahmi sudah menjadi tradisi dalam PMII, Karena manfaat dari silaturahmi ini sangatlah banyak, misalnya: silaturahmi bisa menjadi terapi dalam meyakinkan orang tua mahasiswa  untuk bergabung dan berproses di PMII, karena seringkali yang menjadi kendala mahasiswa untuk bergabung dan berproses di PMII adalah kesulitan perizinan dari orang tua. Sulitnya perizinan tersebut karena orang tua belum tahu karakteristik organisasi PMII seperti apa, sehingga perlu diadakanya sosialisasi pada orang tua melalui silaturahmi kerumah sahabat-sahabati
Manfaat lain dari kegiatan safari silaturahmi ini adalah untuk mengamalkan nilai keagamaan, karena silaturahmi adalah sebuah kegiatan yang dianjurkan oleh agama, sebagai mana berikut:
عَ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رض اَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: لاَ يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ قَاطِعٌ. البخارى و مسلم و الترمذى
Dari Jubair bin Muth'im RA, sesungguhnya ia mendengar Nabi SAW bersabda,
"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan shilaturrahim dan akibat memutuskannya".
[HR. Bukhari Muslim dan Tirmidzi]


عَنْ اَبِى مُوْسَى رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: ثَلاَثَةٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ: مُدْمِنُ اْلخَمْرِ وَ قَاطِعُ الرَّحِمِ وَ مُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ. ابن حبان
Dari Abu Musa RA, ia berkata, Sesungguhnya Nabi SAW bersabda,
"Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga : 1. peminum khamr, 2. orang yang memutuskan shilaturrahim, 3. orang yang membenarkan sihir.
[HR. Ibnu Hibban]


عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَسْرَعُ اْلخَيْرِ ثَوَابًا اَلْبِرُّ وَ صِلَةُ الرَّحِمِ، وَ اَسْرَعُ الشَّرِّ عُقُوْبَةَ اْلبَغْيُ وَ قَطِيْعَةُ الرَّحِمِ. ابن ماجه
Dari 'Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Kebaikan yang disegerakan balasannya ialah berbhakti (kepada orang tua) dan menyambung shilatur-rahim, dan kejahatan yang akan disegerakan hukumannya ialah berbuat zina dan memutuskan shilaturrahim".
[HR. Ibnu Majah]


عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ ذَنْبٍ اَجْدَرَ اَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ اْلعُقُوْبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِى اْلآخِرَةِ مِنَ اْلبَغْيِ وَ قَطِيْعَةِ الرَّحِمِ. ابن ماجه و الترمذى و قال: حديث حسن صحيح و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari Abu Bakrah, RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
, "Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan siksanya oleh Allah bagi pelakunya di dunia ini disamping siksanya di akhirat nanti selain dari perbuatan zina dan memutuskan shilaturrahim".
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, ia berkata,"Hadits hasan shahih". Dan diriwayatkan oleh Hakim, ia berkata,"Shahih sanadnya"]
Dalam konteks ke PMII-an, PMII adalah Organisasi yang mempunyai 3 fungsi:
1)      Organisasi kemahasiswaan
PMII adalah organisasi kemahasiswaan Kampus dalam leading sektor Eksternal kampus, artinya segalah sesuatu kegiatan mulai dari proses perekrutan sampai pengkaderan anggota PMII tidak dalam garis kordinasi dan intruksi dari kampus. PMII adalah organisasi yang independen (mandiri).
2)      PMII adalah Organisasi Pengkaderan
PMII adalah organisasi pengkaderan, artinya PMII adalah kawah candradimuka (tempat untuk menggembleng untuk menjadi kader peberus bangsa yang memperjuangkan cita-cita bangsa Indonesia.
3)      PMII adalah Organisasi silaturahmi
Dalam dinamika perajalanan PMII,silaturahmi ini mempunyai 2 jenis yaitu silatuurahmi internal dan silaturahmi eksternal. 1). Silaturahmi internal adalah silaturahmi pada anggota,kader dan pengurus yang berfungsi untuk menyatukan emosional antara anggota,kader  dan pengurus, disisilain silaturahmi juga berfungsi untuk menyambungkan anggota, kader dan pengurus kepada senior-senior PMII untuk berbagi pengalaman serta menimbah ilmu. 2).silaturahmi eksternal adalah silaturahmi yang dilakukan kepada komisariat yang lain, biasanya kegiatan ini adalah mendatangi acara,berdiskusi dan konsolidasi kepada  PMII diluar kampus.
Dalam komisariat PMII Pancawahana Bangil, kegiatan silaturahmi ini diisi dengan hal-hal yang positif seperti : diskusi ilmiah, Istighotsah, tahlilan dll. Peserta yang hadir juga banyak mulai dari semester awal sampai semester akhir bahkan tidak jarang senior PMII yang sudah lulus kuliah juga ikut dalam safari silaturahmi tersebut.

Tasyakkuran di Kantor Baru PC PMII Pasuruan





Puluhan orang yang tergabung dalam organisasi pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) tampak memenuhi sebuah rumah pada malam hari, melantunkan Gema wahyu ilahi, sholawat, tahlil dan tahmid terdengar mengalir deras didalam rumah sederhana yang menjadi kantor PC PMII Pasuruan di dusun margersari Rt.03 Rw 05 desa pleret kec.pohjentrek gg Garuda pada hari minggu, 20 Maret 2016.
Acara tasyakkuran yang dimulai ba'da magrib dibeskem baru PC PMII Pasuruan tersebut di ikuti oleh pengurus PC PMII Pasuruan dan mengundang anggota, pengurus komisariat se-Pasuruan raya termasuk mengundang para alumni untuk meramaikan sekaligus memperkenalkan kantor PC PMII Pasuruan yang baru.
Acara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur pengurus PC PMII Pasuruan telah mendapat kantor istana pergerakan baru yang sebelumnya bertempat di sekitar Kebun agung Pasuruan. dengan harapan adanya kantor PC PMII, aktivitas pergerakan PC PMII semakin lancar 
acara tasyakkuran tersebut diawali dengan membaca surat yasin kemudian dilanjutkan dengan membaca tahlil dan ditutup dengan doa, rangkaian acara selanjutnya diisi dengan makan bersama (mayoran) dan dilanjutkan dengan musyawarah umum.

Selain mengundang anggota, pengurus komisariat se-Pasuruan raya, PC PMII Pasuruan juga mengundnang Majlis Pembina Cabang (Mabincab) untuk dimintai tanggapan dan saran terkait agenda terdekat PC PMII Pasuruan.
Setelah makan bersama (mayoran), pengurus cabang melanjutkan agenda pada malam hari itu yakni musyawarah dengan pembahasan terkait agenda terdekat PC PMII pasuruan yaitu Peringatan HARLAH PMII yang Ke 56. Ketua 1 sahabat habibi selaku pemandu musyawarah malam hari itu menyampaikan kepada mabincab, tentang konsep pengurus cabang dalam acara HARLAH PMII dan di teruskan Oleh Ketua Umum PC PMII Pasuruan sahabat Maghfur. Setelah Ketua umum menyampaikan, dari Mabincab dimintai untuk memberikan saran dan arahan sebagai rujukan langkah mengaktualisasikan agenda tersebut.
Mabincab PMII Pasuruan yang hadir pada waktu itu adalah sahabat Taufiq, sahabat bari’, sahabat sahlul dan sahabat safi’. Tanggapan dari sahabat taufiq perihal agenda PC PMII Pasuruan “subtansi dari peringatan HARLAH PMII adalah bagaimana kita bisa merefleksikan tentang PMII mulai dari sejarahnya, proses perjalanan PMII mulai dari rezim Orde Lama sampai pada era pasca reformasi saat ini. Maka sebagai bahan pertimbangan PC PMII Pasuruan untuk memperingati HARLAH PMII supaya tetap memasukan unsur tersebut kedalam rangkaian acara”. Salanjutnya masukan dari sahabat bari’ “agenda PC PMII pasuruan untuk merayakan HARLAH PMII bisa dijadikan sebagai momentum silaturahmi akbar. Panitia HARLA PMII bisa menghadirkan segenap Alumni,senior,Kader,anggota,pengurus mulai Pengurus Cabang sampai pengurus Rayon. Bisa dibayangkan bila semua warga PMII Pasuruan berkumpul dalam satu tempat, pasti sangat banyak. Hal ini bisa membuat semangat dan percaya diri untuk pengurus PMII yang masi aktif di Cabang, komisariat serta di rayon bahwa PMII itu besar” selanjutnya respon dari sahabat safi’ adalah “ kader PMII itu dihargai karena Otaknya yang brilian dalam hal apa saja. Asal ada kemauan dan tekat yang kuat, maka acara PMII apapun akan terlaksana, walau hanya sedikit kader yang bergerak”. Kemudian dilanjutkan respon dari sahabat sahlul menyimpulkan dari respon beberapa anggota mabincab sebelumnya.